Jumat, 14 Desember 2007

Depkes : Jumlah Balita Kurang Gizi Terus Meningkat


18 Oct 2006
JAKARTA--MIOL : Departemen Kesehatan (Depkes) mencatat jumlah balita (anak usia di bawah lima tahun) yang memiliki gizi kurang meningkat dari 17,1 persen pada 2000 menjadi 19,3 persen pada 2002.

"Balita yang memiliki gizi buruk meningkat dari 7,5 persen pada 2000 menjadi 8,0 persen pada 2002," kata Direktur Gizi Masyarakat Depkes Dr Rachmi Untoro, di Jakarta, Minggu.
Dengan demikian, jumlah balita kurang gizi (gizi kurang ditambah gizi buruk) meningkat dari 24,6 persen pada 2000 menjadi 27,3 persen dari lebih kurang 20 juta anak balita pada 2002.
Menurut Rachmi Untoro, peningkatan balita kurang gizi karena perilaku gizi masyarakat seperti tidak memberikan ASI secara eksklusif kepada bayi usia 0-6 bulan, tidak memberikan makanan dengan gizi yang seimbang.
"Memberikan air susu ibu (ASI) dilanjutkan setelah usia bayi enam bulan ke atas ditambah makanan pendamping (MP-ASI) sampai berumur dua tahun merupakan perilaku gizi yang terbaik pada awal kehidupan anak," katanya.
Bayi yang yang kurang gizi atau tidak mendapatkan ASI secara ekskluif pada usia 0-6 bulan akan terganggu perkembangan mental, tidak memiliki daya tahan tubuh yang prima serta berisiko terkena penyakit kronis saat dewasa.
Menkes melalui Kepmenkes No.450/Menkes/SK/IV/2004 menetapkan bahwa pemberian ASI secara eksklusif di Indonesia dari bayi lahir sampai berumur enam bulan untuk meningkatan status guzi bayi.
Selain itu, Kepmenkes No.237/Menkes/SK/V/1997 diperkuat PP.No.69/1999 tentang label dan iklan pangan bahwa pangan bagi bayi 0-12 bulan dilarang diiklankan di media massa, termasuk susu formula pengganti ASI.

Tidak ada komentar: